Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Profil Kelurahan Turikale

Turikale (Ejaan Van Ophuijsen: Toerikale, Bugis: ᨈᨚᨑᨗᨕᨒᨙ, translit. Torialé, Makassar: ᨈᨘᨑᨗᨀᨒᨙ, translit. Turikalé) adalah nama sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. 

Kelurahan Turikale berstatus sebagai kelurahan definitif dan tergolong pula sebagai kelurahan swasembada. Kelurahan Turikale memiliki luas wilayah 2,71 km² dan jumlah penduduk sebanyak 6.275 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 2.315,50 jiwa/km² pada tahun 2017. 

Pusat pemerintahan kelurahan ini berada di Lingkungan Redaberu. Jarak Kelurahan Turikale dari Pettuadae yang merupakan ibu kota kecamatan adalah 2,1 km. Kelurahan ini merupakan salah satu pusat keramaian di Kabupaten Maros. Kelurahan ini mudah diakses karena dilintasi oleh Jalan Raya Trans-Sulawesi dan Jalan Nasional Poros Maros–Bone. 

Di kelurahan ini pula Kantor Pemerintahan Bupati Maros pertama kali dibangun sebelum pindah di Kelurahan Pettuadae. Pada tanggal 17 Desember 2017, kelurahan ini telah diwacanakan perihal perubahan nama menjadi Kelurahan Solojirang melalui tudang sipulung (musyawarah) camat, lurah, babinsa, para kepala lingkungan, dan lain-lain. 

Perubahan nama tersebut terkait peristiwa sejarah dan begitu pun nama Turikale telah digunakan sebagai nama kecamatan. Seperti diketahui bahwa wilayah kelurahan Turikale dulunya merupakan persinggahan Raja Bone ke-22, La Temmassonge yang menjadi pemukiman dan dinamakan wilayah Solojirang.

Kelurahan Turikale adalah sebuah wilayah perkampungan di dalam Kota Maros, terletak tepat di titik 0 (nol) kilometer Kabupaten Maros, pernah menjadi pusat niaga pada era orde lama, budaya lokal relatif masih terpelihara sampai sekarang. Pasar tertua di Kabupaten Maros pernah berada di wilayah kelurahan ini, terkhusus di Lingkungan Redabaru. Atas dasar tersebut, Lingkungan Redabaru lebih populer dengan sebutan "Pasar Tua" di kalangan masyarakat Kabupaten Maros. 

Nama Redaberu sendiri dalam bahasa Makassar terdiri dari dua kata, yakni reda (waktu, orde) dan beru (baru) bermakna Orde Baru. Nama Redaberu diperkenalkan pertama kali oleh orang dekat Soeharto (Presiden RI ke-2) pada tahun 1980-an yang bernama H. Medi. Penamaan Redaberu pada wilayah ini memiliki alasan karena pada tahun 1950-an Soeharto pernah tinggal di Pasar Tua (dulu kampung ini dikenal dengan sebutan Solojirang sebelum berganti menjadi Redaberu).